Membedakan antara ular berbisa dan tidak berbisa bisa menjadi tugas yang menantang, tetapi ada beberapa ciri khas yang dapat membantu dalam proses ini. 

Salah satu ciri yang paling mencolok adalah bentuk kepala ular. Sebagian besar ular berbisa biasanya memiliki kepala yang bentuknya menyerupai segitiga.

Selain itu, warna ular juga bisa menjadi petunjuk. Ular berbisa, seperti ular karang, seringkali memiliki warna-warna cerah yang mencolok.

Namun, warna bukanlah indikator yang pasti karena banyak ular tidak berbisa yang juga berwarna cerah.

Ciri lain yang dapat diperhatikan adalah mata ular. Ular nokturnal, yang berburu pada malam hari, biasanya memiliki pupil yang berbentuk seperti celah. Sebaliknya, ular diurnal, yang berburu pada siang hari, biasanya memiliki pupil bulat.

Ular berbisa biasanya memiliki kolong yang sensitif terhadap panas di antara mata dan lubang hidung mereka. Kolong ini membantu mereka menemukan mangsa yang berdarah panas.

Selain itu, ular yang memiliki derik pada ekornya dipastikan ular derik, yang merupakan ular berbisa.

Bagian bawah sisik ular di ujung ekornya juga bisa menjadi petunjuk. Sebagian besar ular berbisa memiliki sebaris sisik di bagian tersebut, sedangkan ular tidak berbisa biasanya memiliki dua baris. 

Bagian dasar ekor ular (di belakang anus) berbisa biasanya terlihat sama saja dengan bagian perut lainnya.

Ular air berbisa biasanya berenang dengan seluruh badannya terlihat di air. Jika Anda melihat ular berenang dengan cara ini, kemungkinan besar itu adalah ular berbisa.

Terakhir, jika Anda digigit oleh ular, bekas gigitan bisa menjadi petunjuk. Dua bekas gigitan yang berdekatan mengindikasikan bahwa ular memiliki taring dan berbisa.

Namun, perlu diingat bahwa ini adalah panduan umum dan mungkin tidak berlaku untuk semua jenis ular.

Selalu berhati-hati dan jangan mencoba untuk menangani ular sendiri jika Anda tidak yakin apakah itu berbisa atau tidak. Jika Anda digigit oleh ular, segera cari bantuan medis.